1.1.
Defenisi Manajemen Strategik
Pada mulanya konsep strategi digunakan untuk kepentingan
militer, yaitu suatu cara, seni, rencana, siasat (trick) yang digunakan
untuk mengalahkan musuh dan untuk memengkan perang serta untuk mengatasi
konflik. Kata strategi berasal dari bahasa
Yunani: “Strategos” (Stratos = militer dan “ag” =
memimpin) yang berarti “generalship” atau sesautu yang dikerjakan oleh
para jenderal dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Pada tahun 60-70 an, diadopsi dalam dunia bisnis, dan semua konsep
digunakan dalam manajemen strategik.
Istilah “Manajemen
Strategik” berasal dari dua suku kata, “Manajemen” dan “Strategi”. Dalam
pengertian perusahaan (korporasi) manajemen merupakan individu atau sekelompok
orang yang bertanggungjawab menganalisis dan membuat keputusan serta
mengarahkan tindakan yang tepat guna mencapai tujuan organisasi. Sebagai
kelompok fungsi, manajemen mencakup fungsi dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penerapan (actuating) dan Pengawasan (controlling). “Strategi” diartikan
sebagai keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada setiap
level organisasi. Kata sifat “strategik” memiliki asosiasi dengan istilah
“tingkat tinggi”, “berdampak besar” dan “bersifat jangka panjang”, “semangat”
dan tidak mau didikte oleh keadaan.
Penguraian
selanjutnya, mari kita kemukakan pengertian manajemen strategik dari beberapa
ilmuwan, agar kita memahami tentang
pengertian manajemen strategi, dan akan lebih fokus berfikir untuk menghayati
perbedaan dan persamaannya. Beberapa pengertian manajemen strategi yang dikemukakan
oleh imuwan, antaralain:
Fred R. David
(2004), Manajemen Strategik adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan dan
evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi
mencapai tujuannya. Husein Umar (2005), Manajemen strategik sebagai suatu seni
dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan
evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antara fungsi yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya pada masa mendatang.
Lawrence R. Jauch
dan Wiliam F. Gluech (1998), Manajemen Strategik adalah sejumlah keputusan dan
tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi
yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Wheelan dan Hunger (1995)
: Manajemen strategik adalah suatu kesatuan rangkaian keputusan dan tindakan
yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Thompson dan Martin
(2010) manajemen strategik adalah proses dengan mana sebuah organisasi
menentukan tingkat tujuan, sasaran dan hasrat pencapaian, memutuskan tindakan
untuk mencapainya dalam skala waktu yang tepat dalam lingkungan yang senantiasa
berubah, mengimplementasikan tindakan dan menilai kemajuan dan hasil. Hitt,
Ireland dan Hoskisson (2011) mendefenisikan proses manajemen strategik sebagai
separangkat komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan perusahaan untuk
mencapai daya saing strategis dan memperoleh tingkat pengembalian di atas rata-rata.
Menurut
Michael A. Hitt (1997) Manajemen strategis adalah proses untuk membantu
organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana
mereka harus mencapai hasil yang berharga.
Menurut Porter
(1996) Mendefinisikan strategi sebagai “penciptaan posis unik dan berharga yang
diperoleh dengan melakukan serangkaian kegiatan.”.
Ketchen (2009) mendefinisikan analisis manajemen
strategis, keputusan dan tindakan oleh perusahaan untuk menciptakan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Definisi
ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen
strategis dari perusahaan yang terkait dengan proses yang berjalan (proses yang
berkelanjutan): analisis, keputusan dan tindakan.
Menurut Robert
E. Hoslisson (1997) Manajemen strategis adalah proses membantu organisasi dalam
mengidentifikasi yang ingin mereka capai, dan bagaimana mereka harus
mencapai hasil yang bernilai.
Menurut
Pearch (1997) manajemen stratejik adalah pengumpulan dan tindakan yang
menyebabkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang
dirancang untuk mencapai tujuan organisasi
Robinson
(1997) mendefinisikan Manajemen strategi adalah seperangkat strategi dan
tindakan yang menyebabkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi)
rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut
R. Duane Ireland (1997) Manajemen strategis adalah proses untuk membantu
organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana
seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.
Dalam dunia bisnis, konsep strategi dikemukakan Thomson Strickland
(1996),: “Strategy is a commitment to undertake one set of
actions rather than other” Suryana (2010). Strategi
adalah suatu komitmen untuk melakukan seperangkat tindakan yang melebihi
yang lain. Strategi adalah rencana tindakan manajemen untuk memperkuat
posisi organisasi, memuaskan pelanggan dan mencapai target-target kinerja
organisasi (“A strategy, in effect, is management’s game plan for
strenghtening the organization’s position, pleasing customers and achieving
performance targets”). Menurutnya, strategi adalah“management’s game
plan” yang berfungsi untuk :
·
Memperkuat posisi organisasi (strengthening
organization posision).
·
Menyenangkan Pelanggan (pleasing
customer) stakeholder satisfaction.
·
Mencapai target-target kinerja (achieving
performance targets).
Ketiga game plan di atas dalam
stuktur organisasi dilakukan oleh semua fungsi dan bagian atau departemen,
misalnya bagian pucrhasing, production, marketing, human resources, research
and development, dan lain-lain.
Dalam struktur organisasi dunia militer
misalnya kita mengenal fungsi-fungsi dan bagian-bagian:
a. Divisi
personil, yang berfungsi mengalokasikan dan menempatkan tentara dalam suatu
operasi,
b. Divisi
intelejen, berfungsi memberi informasi mengenai kekuatan lawan dan keadaan
medan pertempuran.
c. Divisi operasi
dan perencanaan, bertugas membuat dan mengembangkan pencana strategik,
d. Divisi
logistik dan transfortasi, berfungsi memasok semua kebutuhan militer (makanan,
persenjataan, dan peralatan) dan angkutan.
Demikian juga dalam struktur organisasi
bisnis kita mengenal:
a) Divisi administrasi
dan Sumberdaya Manusia,
b) Divisi Riset
dan Pengembangan,
c) Divisi
operasi, produksi dan pemasaran,
d) Divisi
keuangan, pembelian dan pengangkutan.
Menurut
Wiliam F. Gluech (1998) Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan
tindakan yang mengarah pada perumusan strategi atau sejumlah strategi yang
efektif untuk membantu mencapai tujuan perusahaan.
Menurut David (1999) “Strategic management can be
defined as the art and science of formulating, implementing, and evaluating
cross-functional decisions that enable organization to achieve its
objective”. Manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu tentang
formulasi, implementasi, dan pengevaluasian keputusan-keputusan secara
fungsional yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (Suryana,
2010). Manajemen strategi memfokuskan pada manajemen terintegrasi (integrating
management), karena mencakup semua aspek, seperti aspek pemasaran (marketing),
keuangan/ akunting, produksi/operasi, penelitian-pengembangan, dan sistem
informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Pearce II
dan Robinson (2011) mendefinisikan manajemen strategik sebagai seperangkat
keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan penerapan rencana yang
dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan.
Dalam manajemen strategis yang baru, Mintzberg dalam Suryana (2010) mengemukakan 5 P yang sama artinya dengan
strategi, yaitu: perencanaan (plan), pola (patern), posisi (position),
perspektif (perspective), dan permainan atau taktik (play).
1) Strategi
adalah Perencanaan (Plan)
Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak
langkah organisasi untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Strategi
tidak selamanya merupakan perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan,
akan tetapi strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan di
masa lampau, misalnya pola prilaku bisnis yang telah dilakukan dimasa lampau. Contoh:
McDonals yang memegang teguh dan melaksanakan secara konsisten
prinsip kualitas, pelayanan dan kebersihan, dan itulah strategi
perusahaan McDonalds. Contoh lain yang sejak awal secara konsisten
menjual mobil mahal atau disebut dengan “ High-end strategy”, seperti
Mercedes Benz dan BMW.
2) Strategi
adalah Pola (Patern)
Menurut Mintzberg, strategi adalah pola (strategy is patern)
yang selanjutnya disebut sebagai “ intended strategy” ,
karena belum terlaksana dan beroorientasi ke masa depan. Atau disebut juga
sebagai “realized strategy” karena telah dilakukan oleh organisasi.
3) Strategi
adalah Posisi (Position)
Strategy is position, yaitu menempatkan produk tertentu
ke pasar tertentu yang dituju. Contoh, Perusahaan Rokok Gudang Garam dan Jarum
Filter merupakan perusahaan rokok yang paling serius mempromosikan produknya di
Indonesia. Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke
bawah, yaitu ke suatu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan
pelanggan, dan melihat keluar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan
eksternal.
4) Strategi
adalah Perspektif (perspective)
Jika dalam P ke dua dan ke tiga cenderung melihat ke bawah dan ke luar,
maka sebaliknya dalam persepektif cenderung lebih melihat ke dalam yaitu ke
dalam organisasi dan ke atas yaitu melihat grand vision dari perusahaan
atau organisasi.
5) Strategi
adalah Permainan (Play)
Ke empat definisi strategi di atas nampak saling berlawanan. Definisi
yang kelima adalah lebih independen, yaitu “strategy is play”. Strategi
adalah manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merk ,
misalnya meluncurkan merk kedua agar posisinya tetap kukuh dan tidak tersentuh,
karena merk-merk pesaing akan sibuk berperang melawan merk kedua
tadi.
Perumusan
pengertian manajemen strategik yang dikemukakan oleh beberapa pakar atau
ilmuwan tersebut dapat kita jadikan dasar pemikiran untuk membuat pengertian
atau defenisi manajemen strategik yaitu: suatu proses untuk menentukan arah dan
mencapai sasaran atau tujuan organisasi baik jangka pendek maupun jangka
panjang melalui pengembangan formulasi dan implementasi strategi yang terencana
secara sistematis dan metode yang tepat.
1.2.
Tahapan dan Model Manajemen
Strategik
Menurut David (2006), proses manajemen strategi
terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan
evaluasi strategi. Semua strategi harus di modifikasi dimasa seiring dengan
berubahnya faktor internal dan eksternal. Selain itu, manajemen strategi juga
memiliki model tersendiri. Model manajemen strategi antaralain: Visi, Misi,
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Analisis Pilihan Strategi dan
Sasaran Jangka Panjang.
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan
misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan
alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan
untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat
dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya dan mendukung
strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem
informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam
manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat
berjalan seperti yang diharapkan; evaluasi strategi adalah alat utama untuk
mendapatkan informasi ini.
Dimana semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah.
Dimana semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah.
Gambar 1.1
Model dan Tahapan Manajemen Strategik
Sumber : David, F R (2011) Strategic
Management, 13th pp 6-7 & 15
Model Manajemen Strategi dari Fred R. David secara
umum dijelaskan dalam Husein
Umar (2005), dipaparkan seperti berikut ini:
a. Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa dating yang
diinginkan untuk terwujud tentang keadaan di masa dating yang diinginkan untuk
terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas
sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Berikutnya adalah Misi.
Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah
dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan.
b. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal.
Realisasi misi perusahaan
akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan tidak berinteraksi dengan
lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, tindakan untuk mengetahui dan
menganalisis lingkungan eksternalnya menjadi sangat penting karena pada
hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi.
Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi lingkungan
internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu dilakukan. Oleh karena
itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan
situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini,
hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki perusahaan dapat diketahui.
Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu mencermati peluang
yang ada dan memanfaatkannya agar
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang disia-siakan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagi perusahaan. Logikanya karena peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang disia-siakan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagi perusahaan. Logikanya karena peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
c. Analisis Pilihan Strategi
Pada dasarnya setiap
perusahaan, dalam menjalankan usahanya, mempunyai strategi. Namun, para
pimpinan perusahaan kadang-kadang tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bentuk
strategi berbeda-beda antar-industri, antarperusahaan, dan bahkan
antar-situasi. Namun adasejumlah strategi yang sudah umum diketahui, dimana
strategi-strategi ini dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri dan ukuran
perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan sebagai strategi generic. Dari
bermacam-macam strategi dalam kelompok strategi generic ini akan dipilih salah
satu atau kombinasi beberapa strategi induk (grand strategy) dengan menggunakan
cara-cara tertentu.
d. Sasaran Jangka Panjang
Upaya pencapaian tujuan
perusahaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang memerlukan pentahapan.
Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai atu belum diperlukan suatu
tolak ukur, misalnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara
jelas, yaitu dengan angka-angka kuantitatif. Pembuatan sasaran jangka panjang
ini mengacu kepada strategi induk yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Strategi Fungsional
Langkah penting implementasi
strategi induk dilakukan dengan membagi-baginya ke dalam berbagai sasaran
jangka pendek, misalnya dalam jangka waktu tahunan, secara berkesinambungan
dengan memperhatikan skala prioritas serta dapat diukur. Sasaran jangka pendek
ini hendaknya mengacu pada strategi fungisonal yang sifatnya operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih
operasional ini mengarah berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk
memperjelas hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang
sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan
berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanyan saja,
melainkan juga dengan strategi bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi
perusahaan yang konvesional, bidang-bidang fungsional utamanya adalah bidang
keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemasaran.
f.
Program,
Pelaksanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Agar sasaran yang ingin
diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi
perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
Pelaksanaan tidak efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan.
Perncanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja, jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil evaluasi pekerjaan diketahui bahwa ada faktor X yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan kerja dari rencana yang ada, dan memang disebabkan salah asumsi atau oleh hal-hal lain yang sifatnya uncontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang.
Pelaksanaan tidak efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan.
Perncanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja, jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil evaluasi pekerjaan diketahui bahwa ada faktor X yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan kerja dari rencana yang ada, dan memang disebabkan salah asumsi atau oleh hal-hal lain yang sifatnya uncontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang.
1.3.
Pendekatan Dalam Manajemen
Strategi
Pendekatan
manajemen strategis dibagi dalam bagian yaitu:
1. Berpikir Strategi
Salah satu kapabilitas
yang unik dalam strategi adalah kemampuan berfikir strategik (strategic thingking). Berfikir strategik
adalah kemampuan organisasi untuk menjawab permasalahan yang berkenaan dengan
pertanyaan:
a. Sebaik apa yang telah kita
lakukan bagi organisasi?
b. Mengapa dan bagaimana
organisasi mampu mengembangkannya?
Untuk menjawab
pertanyaan pokok tersebut perlu daya nalar sebagi berikut:
a. Identifikasi faktor-faktor
kunci yang menyebabkan keberhasilan.
b. Kemampuan analisis output
organisasi dan menginformasikannya kepada stakeholder/masyarakat.
c. Pengukuran dan analisis
keunggulan dibanding yang lain.
d. Antisipasi terhadap respon yang
lain dan perubahan lingkungan sepanjang masa.
e. Mengekspoitasi sesuatu yang
baru dan berbeda ketimbang pesaing.
f.
Mengutamakan
atau memprioritaskan investasi dalam usaha yang meningkatkan keunggulan .
Pada dasarnya
berpikir strategik adalah berpikir nalar tentang perkembangan organisasi
berdasarkan keunggulan-keunggulan kapabilitas organisasi untuk menghadapi
tantangan, ancaman, dan misi organisasi (Thomson, J.L, 1985. Hax dan Majluf,
1986).
2. Keterampilan Strategik
Seorang Top Manajer
(manajer Senior) memerlukan keterampilan strategik (strastegic skill) ada 3 keterampilan strategik yaitu:
a. Analisis Strategi (strategic analysis), yang terdiri atas:
-
Organization healt audit, yaitu mengadakan penelitian/pemeriksaan
(analisis) secara cermat terhadap kesehatan organisassi sendiri, baik terhadap kelemahan-kelemahan/kekurangan-kekurangan
maupun terhadap kekuatan-kekuatan atau kelebihan-kelebihannya.
-
Environmental scanning, yaitu meneliti, memeriksa,
menganlisis secara mendalam situasi dan kondisi lingkungan yang dapat
mempengaruhi organisasi.
b. Perencanaan Strategik (strategic planning), yang terdiri
atas:
-
Scenario profiling, yaitu membuat suatu jalan
cerita atau menggambarkan peristita atau hal-hal yang mungkin terjadi pada masa
yang akan datang (waktu tertentu) yang dihadapi dengan berfokus kepada
faktor-faktor perubahan yang pokok.
-
Perencanaan
program (program planning) yaitu
membuat suatu perencanaan strategik dengan melalui langkah-langkah secara
berurutan dengan melihat perubahan yang terjadi, dimulai dari menetapkan
tujuan/enpoint, prioritas, dan penentuan cara bertindak, sampai pda langkah
pengecekan (monitoring) sejauhmana keberhasilan dari pelaksanaan perencanaan
tersebut.
c. Manajemen Stratejik (Strategic Management), yang terdiri
dari:
-
Translation Process, yaitu proses penjabaran yang
dimulai dari adanya keinginan dari pimpinan yang lebih tinggi dijabarkan
menjadi kebijaksanan dan aplikasi di lapangan, yaitu pembuatan rencana kepala
dan urutan kegiatan, sampai kepada bagaimana melayani masayarakat dilapangan.
-
Management audit, yaitu mengecek atau memeriksa
bagaimana manajemen suatu organisasi denga melihat hasil (result)
dan prosesnya bagaimana manajemen itu berjalan.
1.4.
Tugas Manajemen Strategik
Manajemen
strategis terdiri dari sembilan tugas kritikal berikut ini :
1. Memformulasi
misi (mission) perusahaan termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud (purpose), falsafah (philosophy) dan sasaran (goal).
2. Mengembangkan
suatu profil perusahaan yang merefleksi pada kondisi internal dan kemampuannya.
3. Menilai
lingkungan eksternal perusahaan, termasuk baik faktor kompetitif maupun faktor
yang berhubungan dengan konteks umum.
4. Menganalisis
opsi perusahaan dengan menandingi sumber daya perusahaan dengan lingkungan
eksternalnya.
5. Mengidentifikasi
opsi yang paling diiinginkan dengan menilai setiap opsi dipandang dari sudut
misi perusahaan.
6. Memilih
sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategi total (grand strategies) yang
akan mencapai opsi yang paling diinginkan.
7. Mengembangkan
tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan kumpulan tujuan
jangka panjang yang dipilih dari strategi secara keseluruhan (grand
strategies).
8. Mengimplementasikan
pilihan strategi dengan alat alokasi sumber daya yang dianggarkan yaitu
memadani tugas-tugas, manusia, struktur, teknologi dan menekankan sistem
ganjaran.
9. Menilai
keberhasilan proses strategik sebagai masukan untuk pengambilan keputusan di
masa yang akan datang.
Menurut Michael A. Hitt ( 1997) ada lima tugas manajemen
strategi:
1.
Memutuskan kegiatan (bisnis) apa yang
akan dilakukan oleh badan/oraganisasi dan menentukan suatu visi strategi.
2.
Mengkonversi visi dan misi strategi
kedalam bentuk kinerja yang telah ditargetkan dengan sasaran yang
terukur.
3.
Menentapkan strategi untuk mencapai
hasil yang diharapkan (crafting).
4.
Mengimplementasikan dan melaksanakan
strategi yang telah dipilih secara efisien dan efektif.
5.
Evaluasi kinerja, tinjauan (reviewing)
pengembangan baru, memulai melakukan penyesuaian koreksi dalam bentuk petunjuk,
tujuan, strategi atau implementasi dalam bentuk pengalaman yang
betul-betul nyata, kondisi yang berubah, ide baru dan peluang baru.
Kelima tugas tersebut, secara berurutan digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1.1
Tugas Manajemen Strategik
Kelima tugas tersebut secara rinci dapat
dijelaskan sebegai berikut:
1. Mengembangkan Visi Strategi dan Misi Organisi
- Apa yang menjadi visi organisasi anda ?
- Apa yang dapat dilakukan dan untuk dibuat apa?
Visi
Visi adalah
wawasan dan harapan ke depan. Visi adalah untuk menjawab pertanyaan tentang apa
harapan ke depan. Contoh suatu visi diantaranya: “ Untuk menjadi
organisasi/perusahaan yang unggul dalam kualitas pelayanan sepanjang masa”.
Contoh visi yang lebih pendek, misalnya “RCTI OK”.
Misi
Sedangkan
pertanyaan tentang apa yang dapat dilakukan menyangkut misi yang diemban untuk
mencapai visi, misalnya: “mengutamakan kepuasan stakeholder”. Jadi misi
merupakan penjabaran dan tindakan untuk mencapai visi.
2. Menetapkan Tujuan
Agar misi
dapat dilakukan dengan mudah maka perlu dubuat target-target tertentu. Oleh
sebab itu, tentukan target-target atau sasaran-saran organisasi tersebut
secara terukur. Tetapkan perkembangan atau kemajuan organisasi (baik kinerja
maupun kemajuannya) secara terukur. Misalnya, ‘Target penjualan tahun ini
15000 unit terjual” pada segmen golongan konsumen pendapatan menengah.
3. Menentukan Strategi Yang Tepat
Tujuan
merupakan sasaran akhir, dan strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan tersebut.
Persoalannya adalah bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut dan prospek apa
yang mungkin timbul. Manajer dan karyawan harus proaktif, reaktif
dan adaptif. Strategi adalah tindakan dan pendekatan usaha manajemen
untuk mencapai kinerja organisasi yang telah ditargetkan
4. Implementasi dan Pelaksanaan
Setelah visi,
misi, dan tujuannya ditetapkan maka langkah berikutnya adalah
mengimplementasikan strategi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·
Membangun kemampuan organisasi untuk
keberhasilan strategi.
·
Mengembangkan anggaran untuk mengendalikan
sumber-sumber.
·
Memantapkan kebijakan strategi yang suportif.
·
Memotivasi para karyawan.
·
Ciptakan budaya dan iklim organisasi yang
kondusif.
·
Ciptakan motivasi internal.
·
Lembagakan praktek-praktek dan
program-program terbaik untuk perbaikan yang berkelanjutan.
Membangun organisasi adalah membuat struktur
organisasi dengan menempatkan orang dan tugas serta tanggungjawabnya
masing-masing secara tepat dalam rangka mencapai tujuan. Organisasi yang
dibangun harus dalam kerangka pelaksanaan misi yang tegas. Artinya struktur
organisasi dan penempatan tugas harus sesuai dengan kebutuhan misi yang harus
dilakukannya. Organisasi yang baik selalu dilengkapi dengan SOTK (Struktur
Organisasi dan Tata Kerja) dan TUFOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) yang
jelas.
Setelah struktur organisasi dan
penugasannya jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran.
Anggaran disusun sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang dimiliki
organisasi/institusi dan dalam rangka pengendalian sumberdaya.
Langkah berikutnya, setelah anggaran
tersusun adalah menetapkan kebijakan (policy).
Kebijakan adalah pedoman-pedoman atau aturan-aturan untuk melakukan seperangkat
tindakan. Kebijakan sangat penting sebagai pegangan para pelaksana tindakan
dalam melakukan tindakannya. Untuk memperoleh sertifikasi ISO (International Standard Organization),
organisasi yang baik selalu membuat SOP (Standar
Operational Procedur), untuk mengendalikan dan mengarahkan tugas-tugas.
Menetapkan kebijakan tidak cukup efektif
bila tidak diikuti dengan tindakan memotivasi. Tindakan memotivasi sangat
penting agar strategi yang telah disusun tercapai dengan baik. Seperti
dikemukakan Maslow bahwa tindakan memotivasi harus dalam kerangka untuk
memenuhi lima kebutuhan, yaitu kebutuhan psiologis, psikologis, sosiologis, self actualization, dan jaminan
keamanan.
Apabila semua sistem dan prosedur serta
iklim kerja telah tercipta, maka budayakan dan kembangkan semua sistem tersebut
sehingga menjadi “brand image”
perusahaan atau organisasi tercipta. Jadi, “brand
image “ organisasi tercipta dari iklim yang berkembang dalam organisasi
tersebut.
1.5.
Fungsi dan Tujuan Manajemen
Strategik
Menurut Assauri
(2011) pada dasarnya fungsi dari strategi adalah berupaya agar strategi yang
disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Untuk itu, terdapat enam fungsi
yang harus dilakukan secara simultan, yaitu:
1. Mengkomunikasikan suatu maksud
(visi) yang ingin dicapai kepada orang lain
2. Menghubungkan atau mengkaitkan
kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkungannya
3. Memanfaatkan atau
mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus
menyelidiki adanya peluang-peluang baru
4. Menghasilkan dan membandingkan
sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang
5. Mengkoordinasikan dan
mengerahkan kegiatan atau aktivitas organisasi ke depan
6. Menanggapi serta bereaksi atas
keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu
1.6. M