Selasa, 25 April 2017

PERPEKTIF MANAJEMEN STRATEGIK


1.1.       Defenisi Manajemen Strategik
Pada mulanya konsep strategi digunakan untuk kepentingan militer, yaitu suatu cara, seni, rencana, siasat (trick) yang digunakan untuk mengalahkan musuh dan untuk memengkan perang serta untuk mengatasi konflik. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani: “Strategos” (Stratos = militer dan “ag” = memimpin) yang berarti “generalship” atau sesautu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Pada tahun 60-70 an, diadopsi dalam dunia bisnis, dan semua konsep digunakan dalam manajemen strategik.
Istilah “Manajemen Strategik” berasal dari dua suku kata, “Manajemen” dan “Strategi”. Dalam pengertian perusahaan (korporasi) manajemen merupakan individu atau sekelompok orang yang bertanggungjawab menganalisis dan membuat keputusan serta mengarahkan tindakan yang tepat guna mencapai tujuan organisasi. Sebagai kelompok fungsi, manajemen mencakup fungsi dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penerapan (actuating) dan Pengawasan (controlling). “Strategi” diartikan sebagai keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada setiap level organisasi. Kata sifat “strategik” memiliki asosiasi dengan istilah “tingkat tinggi”, “berdampak besar” dan “bersifat jangka panjang”, “semangat” dan tidak mau didikte oleh keadaan.
Penguraian selanjutnya, mari kita kemukakan pengertian manajemen strategik dari beberapa ilmuwan, agar kita memahami  tentang pengertian manajemen strategi, dan akan lebih fokus berfikir untuk menghayati perbedaan dan persamaannya. Beberapa pengertian manajemen strategi yang dikemukakan oleh imuwan, antaralain:
Fred R. David (2004), Manajemen Strategik adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Husein Umar (2005), Manajemen strategik sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya pada masa mendatang.
Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech (1998), Manajemen Strategik adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Wheelan dan Hunger (1995) : Manajemen strategik adalah suatu kesatuan rangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Thompson dan Martin (2010) manajemen strategik adalah proses dengan mana sebuah organisasi menentukan tingkat tujuan, sasaran dan hasrat pencapaian, memutuskan tindakan untuk mencapainya dalam skala waktu yang tepat dalam lingkungan yang senantiasa berubah, mengimplementasikan tindakan dan menilai kemajuan dan hasil. Hitt, Ireland dan Hoskisson (2011) mendefenisikan proses manajemen strategik sebagai separangkat komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan perusahaan untuk mencapai daya saing strategis dan memperoleh tingkat pengembalian di atas rata-rata.
Menurut Michael A. Hitt (1997) Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana mereka harus mencapai hasil yang berharga.
Menurut Porter (1996) Mendefinisikan strategi sebagai “penciptaan posis unik dan berharga yang diperoleh dengan melakukan serangkaian kegiatan.”.
Ketchen (2009) mendefinisikan analisis manajemen strategis, keputusan dan tindakan oleh perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.  Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dari perusahaan yang terkait dengan proses yang berjalan (proses yang berkelanjutan): analisis, keputusan dan tindakan.
Menurut Robert E. Hoslisson (1997) Manajemen strategis adalah proses membantu organisasi dalam mengidentifikasi  yang ingin mereka capai, dan bagaimana mereka harus mencapai hasil yang bernilai.
Menurut Pearch (1997) manajemen stratejik adalah pengumpulan dan tindakan yang menyebabkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi
Robinson (1997) mendefinisikan Manajemen strategi adalah seperangkat strategi dan tindakan yang menyebabkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut R. Duane Ireland (1997) Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.
Dalam dunia bisnis, konsep strategi dikemukakan Thomson Strickland  (1996),: “Strategy is  a commitment to undertake one set of actions rather than other” Suryana (2010). Strategi adalah suatu komitmen  untuk melakukan seperangkat tindakan yang melebihi yang  lain. Strategi adalah rencana tindakan manajemen untuk memperkuat posisi organisasi, memuaskan pelanggan dan mencapai target-target kinerja organisasi (“A strategy, in effect, is management’s game plan for strenghtening the organization’s position, pleasing customers and achieving performance targets”). Menurutnya, strategi adalahmanagement’s game plan” yang berfungsi untuk :
·         Memperkuat posisi organisasi (strengthening organization posision).
·         Menyenangkan Pelanggan (pleasing customer) stakeholder satisfaction.
·         Mencapai target-target kinerja (achieving performance targets).
Ketiga game plan di atas dalam stuktur organisasi dilakukan oleh semua fungsi dan bagian atau departemen, misalnya bagian pucrhasing, production, marketing, human resources, research and development, dan lain-lain.
Dalam struktur organisasi dunia militer misalnya kita mengenal fungsi-fungsi dan bagian-bagian:
a.    Divisi personil, yang berfungsi mengalokasikan dan menempatkan tentara dalam suatu operasi,
b.    Divisi intelejen, berfungsi memberi informasi mengenai kekuatan lawan dan keadaan medan pertempuran.
c.    Divisi operasi dan perencanaan, bertugas membuat dan mengembangkan pencana strategik,
d.    Divisi logistik dan transfortasi, berfungsi memasok semua kebutuhan militer (makanan, persenjataan, dan peralatan) dan angkutan.
Demikian juga dalam struktur organisasi bisnis kita mengenal:
a)      Divisi administrasi dan Sumberdaya Manusia,
b)      Divisi Riset dan Pengembangan,
c)      Divisi operasi, produksi dan pemasaran,
d)      Divisi keuangan, pembelian dan pengangkutan.
Menurut  Wiliam F. Gluech (1998) Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada perumusan strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai tujuan perusahaan.
Menurut David (1999) “Strategic management can be defined as the art and science of formulating, implementing, and evaluating cross-functional decisions  that enable organization to achieve its objective”. Manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu tentang formulasi, implementasi, dan pengevaluasian  keputusan-keputusan secara fungsional yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (Suryana, 2010). Manajemen strategi memfokuskan pada manajemen terintegrasi (integrating management), karena mencakup semua aspek, seperti aspek pemasaran (marketing), keuangan/ akunting, produksi/operasi, penelitian-pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Pearce II dan Robinson (2011) mendefinisikan manajemen strategik sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan penerapan rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan.
Dalam manajemen strategis yang baru,  Mintzberg dalam Suryana (2010) mengemukakan 5 P yang sama artinya dengan strategi, yaitu: perencanaan (plan), pola (patern), posisi (position), perspektif (perspective), dan permainan atau taktik  (play).
1)      Strategi adalah Perencanaan (Plan)
Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah organisasi untuk mencapai suatu  tujuan di masa depan. Strategi tidak selamanya merupakan perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan, akan tetapi strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan di masa lampau, misalnya pola prilaku bisnis yang telah dilakukan dimasa lampau. Contoh:  McDonals yang memegang teguh dan melaksanakan secara konsisten prinsip kualitas, pelayanan dan kebersihan,  dan itulah strategi perusahaan McDonalds. Contoh lain yang sejak awal secara konsisten menjual mobil mahal atau disebut dengan “ High-end strategy”, seperti Mercedes Benz dan BMW.
2)      Strategi adalah Pola (Patern)
Menurut Mintzberg, strategi adalah pola (strategy is patern)  yang selanjutnya disebut  sebagai “ intended strategy” , karena belum terlaksana dan beroorientasi ke masa depan. Atau disebut juga sebagai “realized strategy” karena telah dilakukan oleh organisasi.
3)      Strategi adalah Posisi (Position)
Strategy is position,  yaitu menempatkan produk tertentu ke pasar tertentu yang dituju. Contoh, Perusahaan Rokok Gudang Garam dan Jarum Filter merupakan perusahaan rokok yang paling serius mempromosikan produknya di Indonesia. Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah, yaitu ke suatu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat keluar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal.
4)      Strategi adalah Perspektif (perspective)
Jika dalam P ke dua dan ke tiga cenderung melihat ke bawah dan ke luar, maka sebaliknya dalam persepektif cenderung lebih melihat ke dalam yaitu ke dalam organisasi dan ke atas yaitu melihat grand vision dari perusahaan atau organisasi.
5)      Strategi adalah Permainan (Play)
Ke empat definisi strategi di atas nampak saling  berlawanan. Definisi yang kelima adalah lebih independen, yaitu “strategy is play”. Strategi adalah manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing.  Suatu merk , misalnya meluncurkan merk kedua agar posisinya tetap kukuh dan tidak tersentuh, karena merk-merk pesaing akan sibuk berperang melawan merk kedua tadi.
Perumusan pengertian manajemen strategik yang dikemukakan oleh beberapa pakar atau ilmuwan tersebut dapat kita jadikan dasar pemikiran untuk membuat pengertian atau defenisi manajemen strategik yaitu: suatu proses untuk menentukan arah dan mencapai sasaran atau tujuan organisasi baik jangka pendek maupun jangka panjang melalui pengembangan formulasi dan implementasi strategi yang terencana secara sistematis dan metode yang tepat.

1.2.       Tahapan dan Model Manajemen Strategik
Menurut David (2006), proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Semua strategi harus di modifikasi dimasa seiring dengan berubahnya faktor internal dan eksternal. Selain itu, manajemen strategi juga memiliki model tersendiri. Model manajemen strategi antaralain: Visi, Misi, Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Analisis Pilihan Strategi dan Sasaran Jangka Panjang.
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya dan mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan; evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini.
Dimana semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah.













Gambar 1.1
Model dan Tahapan Manajemen Strategik
Sumber : David, F R (2011) Strategic Management, 13th pp 6-7 & 15

Model Manajemen Strategi dari Fred R. David secara umum dijelaskan dalam Husein Umar (2005), dipaparkan seperti berikut ini:
a.      Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud tentang keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Berikutnya adalah Misi. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan.
b.      Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal.
Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternalnya menjadi sangat penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki perusahaan dapat diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang disia-siakan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagi perusahaan. Logikanya karena peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
c.       Analisis Pilihan Strategi
Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usahanya, mempunyai strategi. Namun, para pimpinan perusahaan kadang-kadang tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bentuk strategi berbeda-beda antar-industri, antarperusahaan, dan bahkan antar-situasi. Namun adasejumlah strategi yang sudah umum diketahui, dimana strategi-strategi ini dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri dan ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan sebagai strategi generic. Dari bermacam-macam strategi dalam kelompok strategi generic ini akan dipilih salah satu atau kombinasi beberapa strategi induk (grand strategy) dengan menggunakan cara-cara tertentu.
d.      Sasaran Jangka Panjang
Upaya pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai atu belum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas, yaitu dengan angka-angka kuantitatif. Pembuatan sasaran jangka panjang ini mengacu kepada strategi induk yang telah ditetapkan sebelumnya.


e.       Strategi Fungsional
Langkah penting implementasi strategi induk dilakukan dengan membagi-baginya ke dalam berbagai sasaran jangka pendek, misalnya dalam jangka waktu tahunan, secara berkesinambungan dengan memperhatikan skala prioritas serta dapat diukur. Sasaran jangka pendek ini hendaknya mengacu pada strategi fungisonal yang sifatnya operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanyan saja, melainkan juga dengan strategi bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi perusahaan yang konvesional, bidang-bidang fungsional utamanya adalah bidang keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemasaran.
f.        Program, Pelaksanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
Pelaksanaan tidak efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan.
Perncanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja, jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil evaluasi pekerjaan diketahui bahwa ada faktor X yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan kerja dari rencana yang ada, dan memang disebabkan salah asumsi atau oleh hal-hal lain yang sifatnya uncontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang.

1.3.       Pendekatan Dalam Manajemen Strategi
Pendekatan manajemen strategis dibagi dalam bagian yaitu:
1.      Berpikir Strategi 
Salah satu kapabilitas yang unik dalam strategi adalah kemampuan berfikir strategik (strategic thingking). Berfikir strategik adalah kemampuan organisasi untuk menjawab permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan:
a.      Sebaik apa yang telah kita lakukan bagi organisasi?
b.      Mengapa dan bagaimana organisasi mampu mengembangkannya?
Untuk menjawab pertanyaan pokok tersebut perlu daya nalar sebagi berikut: 
a.      Identifikasi faktor-faktor kunci yang menyebabkan keberhasilan. 
b.      Kemampuan analisis output organisasi dan menginformasikannya kepada stakeholder/masyarakat. 
c.       Pengukuran dan analisis keunggulan  dibanding yang lain. 
d.      Antisipasi terhadap respon yang lain dan perubahan lingkungan sepanjang masa.
e.       Mengekspoitasi sesuatu yang baru dan berbeda ketimbang pesaing. 
f.        Mengutamakan atau memprioritaskan investasi dalam usaha yang meningkatkan keunggulan .
Pada dasarnya berpikir strategik adalah berpikir nalar tentang perkembangan organisasi berdasarkan keunggulan-keunggulan kapabilitas organisasi untuk menghadapi tantangan, ancaman, dan misi organisasi (Thomson, J.L, 1985. Hax dan Majluf, 1986).
2.      Keterampilan Strategik
Seorang Top Manajer (manajer Senior) memerlukan keterampilan strategik (strastegic skill) ada 3 keterampilan strategik yaitu: 
a.      Analisis Strategi (strategic analysis), yang terdiri atas:
-          Organization healt audit, yaitu mengadakan penelitian/pemeriksaan (analisis) secara cermat terhadap kesehatan organisassi sendiri, baik terhadap kelemahan-kelemahan/kekurangan-kekurangan maupun terhadap kekuatan-kekuatan atau kelebihan-kelebihannya.
-          Environmental scanning, yaitu meneliti, memeriksa, menganlisis secara mendalam situasi dan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi organisasi.
b.      Perencanaan Strategik (strategic planning), yang terdiri atas:
-          Scenario profiling, yaitu membuat suatu jalan cerita atau menggambarkan peristita atau hal-hal yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang (waktu tertentu) yang dihadapi dengan berfokus kepada faktor-faktor perubahan yang pokok.
-          Perencanaan program (program planning) yaitu membuat suatu perencanaan strategik dengan melalui langkah-langkah secara berurutan dengan melihat perubahan yang terjadi, dimulai dari menetapkan tujuan/enpoint, prioritas, dan penentuan cara bertindak, sampai pda langkah pengecekan (monitoring) sejauhmana keberhasilan dari pelaksanaan perencanaan tersebut.
c.       Manajemen Stratejik (Strategic Management), yang terdiri dari:
-          Translation Process, yaitu proses penjabaran yang dimulai dari adanya keinginan dari pimpinan yang lebih tinggi dijabarkan menjadi kebijaksanan dan aplikasi di lapangan, yaitu pembuatan rencana kepala dan urutan kegiatan, sampai kepada bagaimana melayani masayarakat dilapangan.
-          Management audit, yaitu mengecek atau memeriksa bagaimana manajemen suatu organisasi denga  melihat hasil (result) dan prosesnya bagaimana manajemen itu berjalan.

1.4.       Tugas Manajemen Strategik
Manajemen strategis terdiri dari sembilan tugas kritikal berikut ini :
1.      Memformulasi misi (mission) perusahaan termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud (purpose), falsafah (philosophy) dan sasaran (goal).
2.      Mengembangkan suatu profil perusahaan yang merefleksi pada kondisi internal dan kemampuannya.
3.      Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk baik faktor kompetitif maupun faktor yang berhubungan dengan konteks umum.
4.      Menganalisis opsi perusahaan dengan menandingi sumber daya perusahaan dengan lingkungan eksternalnya.
5.      Mengidentifikasi opsi yang paling diiinginkan dengan menilai setiap opsi dipandang dari sudut misi perusahaan.
6.      Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategi total (grand strategies) yang akan mencapai opsi yang paling diinginkan.
7.      Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan kumpulan tujuan jangka panjang yang dipilih dari strategi secara keseluruhan (grand strategies).
8.      Mengimplementasikan pilihan strategi dengan alat alokasi sumber daya yang dianggarkan yaitu memadani tugas-tugas, manusia, struktur, teknologi dan menekankan sistem ganjaran.
9.      Menilai keberhasilan proses strategik sebagai masukan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Menurut Michael A. Hitt ( 1997) ada lima tugas manajemen strategi:
1.    Memutuskan kegiatan (bisnis) apa yang akan dilakukan oleh badan/oraganisasi  dan menentukan suatu visi strategi.
2.    Mengkonversi visi dan misi strategi  kedalam bentuk kinerja yang telah ditargetkan  dengan sasaran yang terukur.
3.    Menentapkan strategi untuk mencapai hasil yang diharapkan (crafting).
4.    Mengimplementasikan dan melaksanakan strategi yang telah dipilih secara efisien dan efektif.
5.    Evaluasi kinerja, tinjauan (reviewing) pengembangan baru, memulai melakukan penyesuaian koreksi dalam bentuk petunjuk, tujuan, strategi atau  implementasi dalam bentuk pengalaman yang betul-betul nyata, kondisi yang berubah, ide baru dan peluang baru.


Kelima tugas tersebut, secara berurutan digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Tugas Manajemen Strategik

Kelima tugas tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebegai berikut:
1.      Mengembangkan Visi Strategi dan Misi Organisi
  1. Apa yang menjadi visi organisasi  anda ?
  2. Apa yang dapat dilakukan dan untuk dibuat apa?
Visi
Visi adalah wawasan dan harapan ke depan. Visi adalah untuk menjawab pertanyaan tentang apa harapan ke depan. Contoh suatu visi diantaranya: “ Untuk menjadi organisasi/perusahaan yang unggul dalam kualitas pelayanan sepanjang masa”. Contoh visi yang lebih pendek, misalnya “RCTI OK”.
Misi
Sedangkan pertanyaan tentang apa yang dapat dilakukan menyangkut misi yang diemban untuk mencapai visi, misalnya: “mengutamakan kepuasan stakeholder”. Jadi misi merupakan penjabaran dan tindakan untuk mencapai visi.
2.      Menetapkan Tujuan
Agar misi dapat dilakukan dengan mudah maka perlu dubuat target-target tertentu. Oleh sebab itu, tentukan  target-target atau sasaran-saran organisasi tersebut secara terukur. Tetapkan perkembangan atau kemajuan organisasi (baik kinerja maupun  kemajuannya) secara terukur. Misalnya, ‘Target penjualan tahun ini 15000 unit terjual” pada segmen golongan konsumen pendapatan menengah.
3.      Menentukan Strategi Yang Tepat
Tujuan merupakan sasaran akhir, dan strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan tersebut. Persoalannya adalah bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut dan prospek apa yang mungkin timbul.  Manajer dan karyawan harus proaktif, reaktif  dan adaptif. Strategi adalah tindakan dan pendekatan usaha manajemen untuk mencapai kinerja organisasi yang telah ditargetkan
4.      Implementasi dan Pelaksanaan
Setelah visi, misi, dan tujuannya ditetapkan maka langkah berikutnya adalah mengimplementasikan strategi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Membangun kemampuan organisasi untuk keberhasilan strategi.
·         Mengembangkan anggaran untuk mengendalikan sumber-sumber.
·         Memantapkan kebijakan strategi yang suportif.
·         Memotivasi para karyawan.
·         Ciptakan budaya dan iklim organisasi yang kondusif.
·         Ciptakan motivasi internal.
·         Lembagakan praktek-praktek dan program-program terbaik untuk perbaikan yang berkelanjutan.

Membangun organisasi adalah membuat struktur organisasi dengan menempatkan orang dan tugas serta tanggungjawabnya masing-masing secara tepat dalam rangka mencapai tujuan. Organisasi yang dibangun harus dalam kerangka pelaksanaan misi yang tegas. Artinya struktur organisasi dan penempatan tugas harus sesuai dengan kebutuhan misi yang harus dilakukannya. Organisasi yang baik selalu dilengkapi dengan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja)  dan TUFOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) yang jelas.
Setelah struktur organisasi dan penugasannya jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran. Anggaran disusun sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang dimiliki organisasi/institusi dan dalam rangka pengendalian sumberdaya.
Langkah berikutnya, setelah anggaran tersusun adalah menetapkan kebijakan (policy). Kebijakan adalah pedoman-pedoman atau aturan-aturan untuk melakukan seperangkat tindakan. Kebijakan sangat penting sebagai pegangan para pelaksana tindakan dalam melakukan tindakannya. Untuk memperoleh sertifikasi ISO (International Standard Organization), organisasi yang baik selalu membuat SOP (Standar Operational Procedur), untuk mengendalikan dan mengarahkan tugas-tugas.
Menetapkan kebijakan tidak cukup efektif bila tidak diikuti dengan tindakan memotivasi. Tindakan memotivasi sangat penting agar strategi yang telah disusun tercapai dengan baik. Seperti dikemukakan Maslow bahwa tindakan memotivasi harus dalam kerangka untuk memenuhi lima kebutuhan, yaitu kebutuhan psiologis, psikologis, sosiologis, self actualization, dan jaminan keamanan.
Apabila semua sistem dan prosedur serta iklim kerja telah tercipta, maka budayakan dan kembangkan semua sistem tersebut sehingga menjadi “brand image” perusahaan atau organisasi tercipta. Jadi, “brand image “ organisasi tercipta dari iklim yang berkembang dalam organisasi tersebut.

1.5.       Fungsi dan Tujuan Manajemen Strategik
Menurut Assauri (2011) pada dasarnya fungsi dari strategi adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Untuk itu, terdapat enam fungsi yang harus dilakukan secara simultan, yaitu:
1.      Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada orang lain
2.      Menghubungkan atau mengkaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkungannya
3.      Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru
4.      Menghasilkan dan membandingkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang
5.      Mengkoordinasikan dan mengerahkan kegiatan atau aktivitas organisasi ke depan
6.      Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu

1.6.       M